Skip to content

250 UMKM Yang Terdaftar Sebagai Anggota RMP Indonesia

KOPERASI Produsen Relawan Merah Putih (RMP) Indonesia Mandiri menggelar sosialisasi perizinan dan permodalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), di Aula Sinergitas Kantor BPSDM Sulteng, Jl. S. Parman Palu, Minggu (28/8).

Sebanyak 250 pelaku UMKM di Kota Palu, termasuk UMKM binaan Koperasi RMP, hadir dalam kegiatan sosialisasi kali ini. 

Ketua Dewan Pembina RMP Indonesia Ronny Tanusaputra mengatakan, Koperasi RMP sangat serius dengan para pelaku UMKM di Kota Palu. “Sejak hadir, fokus kami di sektor UMKM. Bagaimana mendorong pelaku UMKM bisa tumbuh kembang dan mandiri. Ini tentu perlu intervensi secara serius,” kata Ronny. 

Intervensi yang hakiki adalah dalam bentuk modal, pasar, dan keilmuan. “Paling mendasar pelaku UMKM harus punya ilmu menghitung modal, agar bisa membuat perencanaan usaha,” kata Tenaga Ahli Gubernur Sulteng Bidang Investasi dan Ekonomi ini.

Dia juga mengatakan sangat penting membangun konektivitas dalam usaha, dan bekerja sama dengan pemerintah, perbankan serta swasta untuk jaringan pasar yang lebih luas.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Koperasi RMP Indonesia Mandiri, Mahfud Masuara. Dalam sambutannya Mahfud memahami pentingnya perizinan dan permodalan dalam UMKM. 

“Dua hal ini menjadi inti kegiatan kali ini. Itu sebabnya, pelalu UMKM binaan Koperasi RMP kita hadirkan secara bersamaan hari ini. Sekadar diketahui bahwa pendataan awal pelaku UMKM binaan Koperasi RMP sejumlah 2000-an orang di Kota Palu. Kemudian data ini difaktualkan, dengan mendata kembali secara faktual tempat usaha, jenis usaha sampai pada komitmen untuk bisa hadir pada saat ini,” katanya.  

Sosialisasi menghadirkan sejumlah narasumber. Materi pertama, H. Syarifudin (Dinas Perizinan Kota Palu) menjelaskan cara mendaftarkan agar memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). NIB menjadi salah satu syarat pelaku usaha masuk dalam data pemerintah. 

Materi kedua disampaikan Heni dan Ramli, dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulteng. Di materi ini menjelaskan pentingnya bergabung di koperasi sebagai wadah membangun ekonomi dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota.

Kemudian materi ketiga disampaikan Kamal Ariansyah dari Dinas Sosial Sulteng. Sementara materi keempat terkait permodalan. Pihak penyelenggara menghadirkan pihak perbankan untuk sosialisasi tentang permodalan, yakni Bank Indonesia, BI, Bank BRI dan Bank Sulteng.

Narasumber dari ketiga lembaga perbankan ini menjelaskan bagaimana cara bekerja sama dan mendapatkan bantuan modal dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat dengan bunga rendah.